Kamis, 13 November 2014

Orientasi Bimbingan dan Konseling

Edit Posted by with No comments

Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling
A.     Orientasi Bimbingan dan Konseling
Orientasi yang dimaksud disini adalah “titik berat pandangan” atau “pusat perhatian”. Ada 3 orientasi Bimbingan dan Konseling, diantaranya yaitu :
1.      Orientasi Perseorangan
Orientasi perseorangan menghendaki bimbngan dan konselng menitikberatkan pandangan pada siswa secara individual. Pemahaman konselor yang baik terhadap keseluruhan siswa sebagai kelompok dalam kelas itu penting juga, tapi arah pelayanan dan kegiatan bimbingan ditujukan kepada masing-masing siswa. Pemusatan perhatian terhadap individu itu sama sekali tidak berarti mengabaikan kepentingan kelompok. Dalam hal ini kepentingan kelompok diletakkan dalam kaitannya dengan hubungan timbal balik yang wajar antarindividu dan kelompoknya.
Sejumlah kaidah yang berkaitan dengan orientasi perorangan dalam bimbingan dan konseling, yaitu :
a.       Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri setiap individu yang menjadi sasaran layanan.
b.      Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya, motivasi-motivasinya, dan kemampuan-kemampuan potensialnya yang semuanya unik, serta untuk membantu individu agar dapat menghargai kebutuhan, motivasi dan potensinya itu ke arah pengembangannya yang optimal, dan pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi diri dan lingkungannya.
c.       Setiap konseli harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara individual (Roger, dalam McDaniel, 1056).
d.      Adalah menjadi tanggung jawab konselor untuk memahami minat, kemempuan dan perasaan konseli serta menyesuaikan program-program pelayanan dengan kebutuhan konseli setepat mungkin.
2.      Orientasi Perkembangan
Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan pentingnya perkembangan yang terjadi pada saat ini dan yang akan terjadi pada diri individu di masa yang akan datang. Secara khusus Thompson dan Rudolph (1983) melihat perkembangan individu dari sudut perkembangan kognisi. Dalam perkembangannya, anak-ana berkemungkinan mengalami hambatan perkembangan kognisi dalam empat bentuk :
a.       Hambatan egosentrisme, yaitu ketidakmampuan melihat kemungkinan lain diluar apa yang dipahaminya.
b.      Hambatan konsentrasi, yaitu ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada lebih dari satu aspek tentang semua hal.
c.       Hambatan reversebilitas, yaitu ketidakmampuan menelusuri alur yang terbalik dari alur dipahami semula.
d.      Hambatan transformasi, yaitu ketidakmampuan melihat sesuatu pada susunan urutan yang ditetapkan.
3.      Orientasi Permasalahan
Hambatan dan rintangan akan menganggu tercapainya kebahagiaan pada individu. Oleh karena itu maka perlu diwaspadai kemungkinan timbulnya hambatan dan rintangan yang mungkin menimpa kehidupan dan perkembangan. Orientasi masalah secara langsung bersangkut paut dengan fungsi pencegahan dan fungsi pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari masalah-masalah yang mungkin membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan agar individu yang sudah terlanjur mengalami masalah dapat terentaskan masalahnya.
B.     Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting, baik bagi individu yang berada di lingkungan sekolah, rumah tangga maupun dalam masyarakat umum.
1.      Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam kelembaaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai kedudukan dan peranan yang khusus.
a.      Keterkaitan Antara Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan Bidang-Bidang Lainnya.
1)      Bidang kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
2)      Bidang administrasi atau kepemimpinan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan, serta bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah.
3)      Bidang kesiswaan, bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu pada pelayanan kesiswaan secara individual.
b.      Tanggung Jawab Konselor Sekolah
Dalam tujuannya yang luas, konselor tidak hanya berhubungan dengan peserta didik saja melainkan juga dengan berbagai pihak yang dapat secara bersama-sama menunjang pencapaian tujuan itu.
1)      Tanggung jawab konselor kepada siswa
2)      Tanggung jawab kepada orang tua
3)      Tanggung jawab kepada sejawat
4)      Tanggung jawab kepada sekolah dan masyarakat
5)      Tanggung jawab kepada diri sendiri
6)      Tanggung jawab kepada profesi
2.      Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah
a.      Bimbingan dan Konseling Keluarga
Yaitu bimbingan yang menangani permasalahan dalam keluarga. Konselor di sekolah diharapkan agar menjembatani program bimbingan dan konseling di sekolah dengan kebutuhan keluarga dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
b.      Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan yang Lebih Luas
dalam lingkungan yang lebih luas, konselor akan berada di berbagai lingkungan selain di sekolah dan di dalam keluarga, juga di tempat yang sekarang agaknya belum terjangkau oleh pekerjaan professional bimbingan dan konseling. Dimanapun konselor bekeja, dan apapun tugas-tugasnya, fungsi, prinsip, asas, jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling pada dasarnya sama.








Daftar Pustaka

Prayitno & Amti Erman. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Awalya. (2013). Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press

0 komentar:

Posting Komentar